Showing posts with label Cerpen. Show all posts
Showing posts with label Cerpen. Show all posts

Wednesday, 29 July 2020

Cerpen

Cerpen "3 Tangis Bangga Terakhir Sepasang Malaikat"
Oleh: Ummu Syakuroh


Di wangi udara Subuh yang penuh keberkahan itu, Sang Gadis Cekatan bernama Ana bergegas mandi dan melaksanakan Shalat Subuh dengan hikmat dan penuh rasa syukur. Bagaimana tidak, hari ini adalah hari wisuda Ana. Dada Ana berbunga-bunga, menyambut indahnya hari ini. Inilah kisah Ana yang sangat menarik dan sarat makna untuk kita simak.


Subhanallah.. Alhamdulillah.. wa la illa ha illallah.. Allahu Akbar.. La haula wa la quwwata illa billah.. Akhirnya hari yang aku nantikan ini datang juga!!!
Aku segera bersiap menunggu jemputan Abang aku yang bernama Bang Hardian. Kebaya biru muda metalik kukenakan dengan pasangan bawahan rok renda batik cokelat. Ingin rasanya mengajak sepasang malaikat penjaga aku untuk hadir menyaksikan hari berbahagia ini. Qadarullah.. Papah tidak bisa ikut karena Papah sedang sakit stroke. Papah saat itu hanya bisa berbaring dan duduk sesaat dengan bantuan. Dengan memberikan kode izin berupa senyum dan beberapa untaian kata do'a, Papah terlihat sangat ikhlas hari ini bila hanya Mamah yang mendampingi untuk mewakili posisi orangtua di kursi orangtua wisudawan.


Sesaat ketika menunggu jemputan mobil "Zebra" abu-abu milik Abangku Ardi tetiba dada Mamah sesak seperti ditindih batu besar ribuan ton. Mamah sepertinya tidak sanggup untuk ikut hadir. Memang setahu aku Mamah punya riwayat sesak nafas sejak aku kecil. Ya Allah.. pagi itu kuketuk pintu langit.. Aku tengadahkan tangan seraya berdoa kepada Sang Pemberi Kesehatan, Allah Subhana wa ta'ala untuk memberikan kesehatan kepada orangtua khususnya Ibuku yang telah memakai kebaya hijau terbaiknya untuk mendampingi aku. Alhamdulillah dengan perlahan nafas Mamah mulai teratur. Pertolongan Allah sangat dekat. Aku jadi teringat ayat dalam kalam Allah, Allah Subhana wa ta'ala berfirman "Memintalah kepadaku maka Kuperkenankan".


Aku takjub! Alhamdulillah Mamah sehat dalam sekejap. Aku bersyukur dan langsung segera memakaikan bedak di wajah dan lipstik di bibir cantiknya yang sudah terlihat keriput menandakan perjuangan hidupnya. Saat kusapu bedak ke wajahnya, aku menyemangati Mamah. "Insya Allah Mamah sehat dan bisa antar Ana diwisuda ya Mah.."


"Tin-tiiiin.." Terdengar suara klakson Zebra Bang Ardi.. Aku lompat girang dan semua yang ada di rumah ikut bahagia atas kedatangannya menjemput aku dan Mamah.. Tak lupa aku ajak keponakan aku yang masih SD yaitu Ivan, Haikal, dan Nisa untuk ikut turut serta. Sebagai edukasi untuk mereka agar terus semangat menuntut ilmu dan kuliah nantinya. Karena kata Ustadzku ilmu adalah alat menuju surga Allah.


Bismillahi tawakkaltu 'ala Allahi la Haula wala quwwata Illa Billah.. 
Subhanal ladzi sakharalana hadza wama kunna lahu muqrinina wa Inna ila Rabbina la munqolibun..
Alhamdulillah.. Allahu Akbar.. 

Perjalanan Villa Pamulang ke Tangerang dimulai. Si Zebra melaju cepat dari biasanya. Rasanya kurang dari 45 menit kami sudah sampai di Gedung "DOME" Harvest Lippo Karawaci Tangerang. Sesampai disana ternyata kami tamu yang pertama hadir. Langsung kusapa Ko Andi yang bertugas sebagai penyambut tamu. Aku segera masuk ke dalam ruangan sidang wisuda. Mata ini langsung Allah tujukan ke tempat strategis untuk Mamah dan para keponakan duduk. Kami pilih lantai 2 posisi duduk paling depan bagian tengah menghadap ke arah panggung dan layar utama. Sangat strategis! 


Setelah Mamah, Ivan, Haikal, dan Nisa duduk nyaman manis di kursi tamu, aku segera izin dan sungkem ke Mamah memohon doa restu terbaiknya. Berlinang air mata diantara kami. Langsung segera kuusap perlahan pipi Mamah yang mulai basah terkena air mata sucinya, tentunya agar bedak Mamah tidak luntur. Kugapai tangan-tangan mungil keponakanku yang bersih dari dosa itu seraya memohon izin dan doa terbaik mereka. "Doakan Tante ya agar wisuda hari ini Allah berkahi dan lancarkan..", pinta aku. Setelah itu, aku menuruni anak tangga ke kursi khusus wisudawan di lantai 1 yang sudah disiapkan panitia untuk aku. Bergetar bahagia jiwa dan raga ini dan penuh rasa bangga  yang membuncah dada karena bisa duduk di kursi itu. Kursi masa depan aku menyebutnya. Sambil menunggu teman-teman seangkatan datang, kukenakan toga, lalu aku duduk berdzikir, kemudian kubaca teks wisudawan yang akan aku baca.


Tibalah saat yang ditunggu-tunggu.. Tepat pukul 9 proses wisuda dimulai. Aku menunggu giliran nama aku dipanggil oleh MC. Aku harus bersabar, karena wisudawan hari itu banyak sekali. Ini wisuda Akbar dari Perguruan Tinggi Sekolah yaitu ada STIE, STMIK, STBA, dan ASMI. Aku sendiri wisudawan dari STBA (Sekolah Tinggi Bahasa Asing).


Sesekali aku menoleh ke belakang ke arah lantai atas, kulihat Mamah matanya terus berkaca-kaca. Bahagia melihat anak "bontotnya" akan diwisuda. Wajar, sampai saat ini aku anak Mamah satu-satunya yang berhasil jadi Sarjana. Karena keadaan ekonomi keluarga, semua kakak-kakak aku rata-rata lulus SD dan pendidikan paling tinggi diantara kakak aku SMK yang bernama Didi. Beliau masih berjuang untuk mau lanjut kuliahnya di suatu Universitas jurusan akuntansi. Oh ya, Aku  sangat bangga dengan semua kakak-kakak aku. Mereka semua juara kelas dan juara lapangan, lho! Alhamdulillah, meskipun kakak-kakak aku lulus SD, Papah membekali mereka dengan ilmu wirausaha. Mereka saat ini alhamdulillah berwirausaha barang loak dan memiliki pekerja yakni tetangga yang kurang ekonominya untuk diberdayakan menjadi karyawan "pemulung". Kakak juga menyediakan gerobak loak, tempat tinggal dan tempat beribadah (baca: Mushola) untuk para karyawannya. Sederhana, bersahaja, berkah bermanfaat untuk sesama. Itulah kata-kata yang pantas disandang kakak-kakak. Jadi dari kakak pertama sampai ke 6 wirausaha loak, dan Didi kakak ke-7 sekarang kerja sebagai marketing di BSD. Alhamdulillah beliau pada Maret 2020 ini menikah dengan  pujaan hatinya si Gadis Betawi yang berprofesi sebagai Dosen Kuliah Pariwisata di Universitas terkenal.


"Ana Sarjana Sastra." Tak terasa nama aku disebut oleh Crishtiar sang MC. Aku melangkah bahagia dan segera menuju podium untuk dikalungkan medali oleh dosen. Kutatap Mamah dari jauh, lambaian tangan penuh berkah itu menyemangatkan aku untuk tetap semangat dan tegar menyongsong masa depan. Setelah itu aku menuju kursi masa depan lagi untuk duduk. Sesekali lagi dan lagi aku menoleh Mamah. Kami saling melempar senyum. Air mata bahagia kami pun menetes jernih.


Setelah semua wisudawan dari semua fakultas diwisuda tibalah satu-satunya perwakilan dari seluruh wisudawan maju menyampaikan rasa terimakasih kepada orangtua, dosen dan seluruh civitas kampus. Alhamdulillah.. aku yang terpilih untuk menyampaikannya ke atas podium. Seharusnya yang maju ke atas podium adalah yang paling tinggi GPA-nya (IPK) diantara semua wisudawan. Qadarullah.. dari gladi resik semua wisudawan terbaik itu tidak PD (percaya diri) untuk berbicara di atas podium. Finally, aku yang terbilang sebagai mahasiswa favorit dan teraktif di BEM yang maju. Menurut aku ini adalah rekayasa Illahi. Allah ingin menunjukkan kemuliaan Islam dan wanita berhijab. Saat itu aku baru hijrah berhijab. Aku yang sangat aktif di kampus sempat dijauhi teman-teman karena aku pakai kerudung. Padahal sebelumnya teman-teman aku banyak sekali dari semua fakultas karena aku sempat menjabat sebagai Ketua Panitia Latihan Dasar Kepemimpinan untuk semua fakultas. Alhamdulillah aku yang sangat supel dan ramah sangat disenangi oleh teman-teman, dosen, dan seluruh civitas kampus. Namun seketika ketika memilih hijrah dan berhijab, dunia serasa terbalik. Aku mahasiswa favorit sekejap dianggap Onta Arab, Alien, dan cibiran yang membuat sedih lainnya. Dari sekitar ribuan, hanya kurang lebih dari 10 orang yang masih mau bersama aku. Karena kami sama-sama muslim. Yang lainnya bukan beragama Islam. Sekali lagi, ini takdir Allah aku dapat beasiswa S1 Sastra Inggris di kampus non-Islam. Aku bersyukur, justru di kampus itu aku dapat hidayah berhijab dan bisa berdakwah semampuku. Alhamdulillah.. Ternyata hidayah itu bisa Allah berikan dimana saja, tinggal kita mau ambil apa tidak. Ini bumi Allah. Allah Maha Berkuasa dan Berkehendak.


Setelah napak tilas, kini Ana mengerti inilah maksud perkataan Ustad Bachtiar Nasir. "Orang yang tidak kehilangan Allah, tidak akan kehilangan apa-apa. Sedangkan orang yang kehilangan Allah akan kehilangan segalanya." Alhamdulillah.. Nikmat Tuhanmu manakah yang Kamu dustakan? Cukup bagi aku ALLAH. Kehilangan popularitas dan teman-teman bukan apa-apa. Yang terpenting aku tidak kehilangan ALLAH. Sang Rabbul 'Alamin. Sang Pencipta Makhluk dan Pencipta Kesedihan dan Kebahagiaan. Alhamdulillah..


Singkat cerita, aku mulai berpidato di atas podium. Aku menggunakan 2 bahasa pengantar saat menyampaikan pidato ucapan terimakasih wisudawan yaitu Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris. Seketika ruangan banjir bandang oleh ribuan pasang air mata manusia di dalam gedung sidang wisudawan itu. Atas izin Allah Subhana wa ta'ala semua terharu atas untaian kata demi kata yang aku ucapkan. Aku mengucapkan syukur kepada Allah.. aku agungkan nama Allah pencipta kita semua, aku mewakili semua wisudawan menyampaikan rasa terimakasih kepada Papah Mamah kita masing-masing. Saat itu juga kurasakan teman-teman dan seluruh civitas akademika kampus ingin memeluk aku erat-erat. Namun pelukan dan tangis haru mereka terwakili oleh Ketua Yayasan sekaligus Rektor Yang Mulia Ibu Lima yang langsung memeluk dan mendekap aku erat sambil menangis bahagia. Beliau berkata, " Terimakasih Ana.." Seluruh pasang mata menatap kami. Semenjak itu seluruh teman-teman seluruh fakultas kembali kedekapanku. Sejak saat itu, kami belajar saling menghargai. Allah sedang menunjukkan Asmaul Husna-Nya Ar-Rahman dan Ar-Rahim. Itu terasa sangat nyata! Wonderful! Allahu Akbar!!!


Sepulang dari wisuda, Papah sudah menunggu bahagia. Semenjak hari itu hampir setiap hari Papah selalu menangis bahagia saat memutar video aku diwisuda dan saat aku menyampaikan pidato. Ya, alhamdulillah aku dapat oleh-oleh wisuda dari kampus berupa kepingan CD saat aku diwisuda dan saat aku menyampaikan pidato. CD itu aku persembahkan untuk Papah tercinta. CD itu sering diputar dan ditonton Papah bahkan sampai sebelum Papah menghembuskan nafas terakhirnya. Papah selalu menyiapkan tisu/kain didekatnya untuk menyeka air mata bahagianya. Berbaring karena stroke tak menyurutkan semangatnya untuk terus bersyukur kepada Allah dengan cara menonton anaknya ada yang jadi Sarjana sambil terus berdzikir mengagungkan namaNya. 


Aku sendiri tidak dapat membayangkan, entah rasa apa yang berkecamuk di hati Papah saat itu. Wajar, sejak SD, SMP, SMK, dan sampai kuliah aku dengan senang hati mandiri bekerja untuk melanjutkan pendidikan aku. Dari profesi pembantu rumah tangga, tukang koran, asisten artis, SPG, guru Bahasa Inggris, Dosen Muda, dll.. Aku rasa Papah terharu dan bangga.

Ya, Alhamdulillah berkat doa dan kebaikan hati Papah Mamah sekarang aku berprofesi sebagai Ibu Rumah Tangga yang bersuamikan seorang Hafizh Al-Qur'an 30 juz yang semoga diridhoi Allah.. Aku juga sekarang juga menjadi guru ngaji Al-Qur'an untuk anak-anak aku dan teman-temannya. Kata suamiku sebaik-baik pekerjaan seorang perempuan adalah ibu rumah tangga dan guru Al-Quran. La Haula wala quwwata Illa Billah.. Tiada daya dan upaya melainkan pertolongan Allah semata. Semoga aku bisa mengamalkan hadits insan termulia di muka bumi Rasulullah Muhammad Saw. sampai akhir hayat, yakni "Sebaik-baik manusia ialah yang belajar Al-Quran dan mengajarkannya."


Kini Mamah pun telah kembali keharibaan Sang Khaliq. Makam mereka berdampingan di wilayah Ciputat, Tangerang Selatan dekat rumah Kakak. Alhamdulillah Kiyai Ustadz Bachtiar Sang Ulama Besar nan tawadhu pernah Allah perjalankan ke makam Papah Mamah untuk mendoakan mereka. Ya Allah.. Terimakasih... 3 tangis bangga bahagia sepasang malaikat masih terekam jelas sampai kini saat aku wisuda S1, aku menikah dengan seorang Hafizh Al-Qur'an 30 juz yang aku sendiri baru hijrah dan baru belajar Al-Quran dan ketika saat aku melahirkan anak. Papah Mamah bagi aku adalah Malaikat Penjaga nan penuh berkah.


"Ya Allah sayangilah kedua orangtuaku sebagaimana mereka mendidik dan menyayangi aku di waktu kecil... Sebagaimana Engkau mempertemukan kami di dunia, hamba mohon kumpulkanlah kami di surgaMu. Aamiin Allahumma Aamiin," doa Ana.


Purwakarta, 13 Juni 2020

Islamic Worldview UIKA Class. What a grilled class!

 Bismillahirrahmanirrahiim. Assalamualaikum sahabat literasi Suci! Kali ini aku akan sharing kelas ter-MIKIR yang pernah aku ikuti selama ku...